Beyond The Auto's Enthusiasm
IndeksContact Us

First Impression Mazda CX-3

Surabaya – Baru diluncurkan beberapa hari lalu, Otoplasa akhirnya berkesempatan menjajal Mazda CX-3 di showroom Mazda Adityawarman, Surabaya. SUV crossover yang di Jawa Timur dipasarkan oleh PT Eurokars Surya Utama ini memang memiliki daya tarik tersendiri.

Sepintas desainnya nyaris mirip dengan saudaranya, CX-5. Namun berkat dimensinya yang kompak, rasanya CX-3 lebih ideal jika harus melalang buana di jalanan Surabaya yang lumayan padat.

Usai mendapatkan gambaran beragam fitur dari Donny Veriyanto, Sales Supervisor Mazda Adityawarman, Otoplasa semakin penasaran. Betapa tidak tanpa perlu gembar-gembor, CX-3 telah mengusung Idling Stop Technology. Manfaatnya jika berhenti di lampu merah, mesin otomatis akan mati namun AC, radio tetap aktif. Tujuannya jelas Mazda ingin memberikan penghematan konsumsi bbm.

Hasilnya?
Jangan heran bila mesin 2.000 cc-nya dengan teknologi Skyactiv bisa menempuh jarak 12 km perliter, bahkan lebih jika dibawa ke jalan bebas hambatan. Sungguh irit tapi harus ingat pilihlah Pertamax. “Sesungguhnya pakai Pertalite sudah cukup, tetapi mengingat mesin ini memiliki kompresi tinggi hingga 13,1 idealnya Pertamax. Bahkan kini pengguna Mazda banyak yang memakai Pertamax Turbo,” wanti Donny.

Posisi mengemudi sangat fun dan pandangan ke depan lumayan luas.

Usai keluar dari halaman parkir Mazda Adityawarman, Otoplasa segera memesrai CX-3. Posisi duduknya lumayan nyaman dan ergonomis. Beragam tombol fitur, baik di lingkar kemudi, konsol tengah hingga dasbor sangat mudah dijangkau. Oh ya, ada sesuatu yang menarik bila mengemudikan CX-3, yakni adanya display tambahan yang disebut Active Driving Display di atas dasbor tepat di depan pengemudi.

Mazda ingin mengajak pengemudi bahwa saat menyetir haruslah fokus ke depan demi keselamatan. Intinya mata janganlah ‘jelalatan’ ke lain hal, kalaupun ingin beragam informasi, cukup arahkan pandangan ke Active Driving Display. Dijamin beragam informasi mulai GPS, kondisi mobil hingga yang lainnya bisa terpantau saat itu juga.

Mengingat jalanan Adityawarman hingga Mayjend Sungkono lumayan lenggang, Otoplasa pun penasaran dengan performanya. Akselerasinya lumayan smooth namun terasa torsi lumayan melimpah. Di saat kesempatan jalanan mulai lenggang, tombol mengemudi Otoplasa ubah dari mode normal beralih ke sport.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *