Beyond The Auto's Enthusiasm
IndeksContact Us

Konsumen Kritis Produsen Apresiasi

Otoplasa.com – Sore itu Otoplasa bersama beberapa rekan media bersua dengan Gian, Direktur Putra Anugerah Persada di kawasan Graha Family, Surabaya. Pengusaha yang bergerak di jasa ekspedisi consumer goods sejak 5 tahun lalu untuk wilayah Jawa Bali tersebut, menceritakan pengalamannya menjalankan bisnis dengan ratusan truk.

Gian, Direktur Putra Anugerah Persada

Mengingat potensi bisnis jasa transporter sangat besar, harus diakui yang bermain di industri ini relatif banyak. Alhasil, persaingan sangat ketat dan mereka yang memiliki jumlah armada banyak, bisa memenangkan persaingan di industri. “Khusus armada hampir semua merek saya beli, seperti Hino dan merek dari Astra Group seperti Quester dan Giga. Jumlah armadanya lebih dari 100 unit,” kata Gian.

Pemilihan armada, diakui Gian, membutuhkan banyak pertimbangan. Seperti halnya pertengahan 2018 lalu, dirinya membeli 40 unit Isuzu Giga di Astra Isuzu Surabaya Margomulyo. Alasan menjatuhkan pilihan pada Isuzu karena jaringan bengkel luas dan bisa ditemukan di mana saja, sehingga jika terjadi sesuatu dengan unit armadanya bisa diselesaikan di bengkel Isuzu terdekat.

Armada andalan Putra Anugerah Persada

”Tidak mungkin membeli armada pada dealer yang jaringan bengkelnya terbatas. Selain itu, saya juga sudah pernah membeli di Indo Mobil, UD Trucks dan kini giliran Isuzu. Sayangnya, dari 40 unit Isuzu Giga tersebut ada 7 unit mengalami masalah sehingga tidak bisa dioperasikan. Imbasnya, ada beberapa kerugian yang ditimbulkan dari 7 unit tersebut,” keluh Gian.

Gian menyebut 7 unit yang mengalami masalah tersebut tipe Isuzu Giga GVR 34 dan FVM 285. Masalah muncul usai dipasang GPS karena piranti ini ‘wajib’ dipasang di setiap unit truknya. Selain itu ada penambahan memasang lampu, hingga suatu ketika sistem kelistrikannya (kabel harness) mengalami konslet.

Dia menyebutkan ada armadanya alami mesin mati saat di Cilegon dan Tangerang. Lantas dibawa ke bengkel Isuzu terdekat yang kebetulan berada di Cilegon dan Tangerang. Namun penyediaan spare part khususnya kabel harness tidak ada. Bahkan dirinya harus menunggu hingga 3 bulan.

”Kalau truk alami masalah tidak apa-apa. Hanya saja yang saya pertanyakan, kok spare part kabel harness tidak tersedia ya padahal dari segi harga sangat terjangkau. Apalagi ini produk Indonesia, kenapa kok tidak ada stoknya?”urai Gian.

Gian menegaskan kehandalan armada merupakan tulang punggung dari bisnis yang digelutinya. Kalau toh ada unit armada mengalami masalah, masih bisa diatasi oleh armada lainnya, meski ada beban kerugian yang harus ditanggungnya dari truk-truk yang tidak bisa beroperasi. Dalam industri transporter, Gian membidik segmen pasar untuk consumer goods. Pasar yang dipilihnya ini bukan tanpa alasan. Banyak pertimbangan, diantaranya, terkait dengan maintenance armada yang dimiliki.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *